JAKARTA- Jika Majalah Time menyebut Bali saat ini bagaikan ‘neraka’, berbeda lagu dengan media Australia, Sidney Morning Herald, menyebut Bali seperti 'Beauty in The Beast'.
Dalam tulisan yang dibuat Stephanie Gardiner, warga Australia memiliki ikatan yang kuat dengan Pulau Dewata hingga saat ini, meskipun Bali dijuluki sebagai bagai neraka oleh Majalah Time.
Stephanie yang mewawancarai, juru bicara Flight Centre Australia, Haydn Long, Bali merupakan salah satu dari 10 tujuan utama para pelancong dari Australia. Karena terbuka, dekat, dan memiliki banyak resort yang mewah.
Kata Long, Banyak para wisatawan yang bolak-balik ke Bali mengeluhkan mengenai kebersihan Pantai Kuta. Meskipun jumlah turis Austalia ke Bali mencapai 2,3 juta akhir tahun kemarin dan tahun ini diharapkan meningkat menjadi 2,5 juta turis.
“Setiap tempat wisata, pasti ada yang positif dan negatif,” kata Long.
“Pelancong Australia tetap memandang Bali sebagai tempat yang cantik dan tidak terlalu ambil pusing soal masalah itu ketika berlibur,” ungkapnya.
Dia mencontohkan saat terjadinya teror bom tahun 2002 dan 2005 lalu. Tetap saja pelancong Australia banyak yang bertanya, apakah mereka masih bisa berlibur ke Bali.
“Mereka menelepon ‘apakah saya masih bisa ke Bali? Saya masih tetap ingin pergi. Aku cinta Bali, aku menyukai orang-orangnya. Hal buruk jika saya tidak pergi ke sana, mereka butuh bantuan saya sekarang,” ungkapnya.
Mengacu kepada Biro Statistik Australia, bulan Desember lalu sebanyak 683.700 pelancong Australia berkunjung ke Bali. Melonjak 21 persen dari tahun 2009 lalu.
(uky)
Dalam tulisan yang dibuat Stephanie Gardiner, warga Australia memiliki ikatan yang kuat dengan Pulau Dewata hingga saat ini, meskipun Bali dijuluki sebagai bagai neraka oleh Majalah Time.
Stephanie yang mewawancarai, juru bicara Flight Centre Australia, Haydn Long, Bali merupakan salah satu dari 10 tujuan utama para pelancong dari Australia. Karena terbuka, dekat, dan memiliki banyak resort yang mewah.
Kata Long, Banyak para wisatawan yang bolak-balik ke Bali mengeluhkan mengenai kebersihan Pantai Kuta. Meskipun jumlah turis Austalia ke Bali mencapai 2,3 juta akhir tahun kemarin dan tahun ini diharapkan meningkat menjadi 2,5 juta turis.
“Setiap tempat wisata, pasti ada yang positif dan negatif,” kata Long.
“Pelancong Australia tetap memandang Bali sebagai tempat yang cantik dan tidak terlalu ambil pusing soal masalah itu ketika berlibur,” ungkapnya.
Dia mencontohkan saat terjadinya teror bom tahun 2002 dan 2005 lalu. Tetap saja pelancong Australia banyak yang bertanya, apakah mereka masih bisa berlibur ke Bali.
“Mereka menelepon ‘apakah saya masih bisa ke Bali? Saya masih tetap ingin pergi. Aku cinta Bali, aku menyukai orang-orangnya. Hal buruk jika saya tidak pergi ke sana, mereka butuh bantuan saya sekarang,” ungkapnya.
Mengacu kepada Biro Statistik Australia, bulan Desember lalu sebanyak 683.700 pelancong Australia berkunjung ke Bali. Melonjak 21 persen dari tahun 2009 lalu.
(uky)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar