Kamis, 27 Juni 2013
TUGAS 2, TERAPAN KOMPUTER PERBANKAN#
MAKALAH
PENERAPAN TI
DALAM DUNIA PERBANKAN
DI SUSUN OLEH:
KHARISMA DWI PUTRA (33110884)
FAHMI PRATAMA PUTRA
(32110508)
KRYSANTUS HANDITYO S
(33110930)
LINGGA FEBRIAN (34110041)
MUHARAM JULIANTO (34110849)
PENDAHULUAN
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) Yang
berkembang dewasa ini memberikan banyak manfaat kepada peradaban manusia di era
modern ini. Setiap orang merasakan dampak dari perkembangan Teknologi Informasi
(TI) dari masa ke masa. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia di masa ini maupun di masa mendatang. Karena
Teknologi Informasi (TI) dapat ditemui di manapun dalam kehidupan sehari-hari
manusia contohnya computer, televisi, telepon seluler, dan lain-lain. Oleh
karena itu manusia di era modern seperti saat ini dituntut untuk mengetahui dan
mengikuti perkembangan Teknologi Informasi (TI) agar dapat bersaing dalam
persaingan yang ketat di era globalisasi seperti saat ini maupun di masa
mendatang.
Dalam
dunia bisnis saat ini Teknologi Informasi (TI) sangat bermanfaat karena semakin
memudahkan orang dalam melakukan bisnis. Perkembangan Teknologi Informasi (TI)
sekarang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis, perkembangan dunia
Teknologi Informasi (TI) yang sangat cepat seperti yang kita rasakan sekarang
ini, membuat dunia bisnis juga berkembang pesat karena keduanya saling
ber-relasi dan saling membutuhkan satu sama lain. Bahkan sekarang ini hampir
setiap orang yang melakukan bisnis tidak lepas dari Teknologi Informasi (TI).
Dan sekarang semakin banyak dibutuhkan orang-orang yang ahli dalam bidang
Teknologi Informasi (TI) untuk kegiatan bisnis.
Bisnis
perbankan sangat mempengaruhi ekonomi dunia saat ini. semenjak ditemukannya
computer pada tahun 1955, Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat cepat,
perkembangan Teknologi Informasi (TI) sangat bermanfaat dalam dunia perbankan.
Semenjak itu dunia perbankan berkembang sangat cepat dengan memanfaatkan
Teknologi Informasi (TI). Pada awalnya dunia perbankan hanya sebagai jasa
tempat penukaran uang (money changer). Lalu kemudian berkembang lagi menjadi
tempat penitipan uang, yang saat ini dikenal sebagai kegiatan simpanan
(tabungan). Kemudian berkembang lagi sebagai tempat peminjaman uang. Dan masih
terus berkembang hingga saati ini. Sekarang dunia perbankan telah berkembang
bersama Teknologi Informasi (TI) dan hasilnya adalah seperti yang kita lihat
sekarang ini, contohnya adalah E-banking dan lain-lain.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI (TI) DALAM DUNIA PERBANKAN
Seperti
yang kita lihat sekarang ini Teknologi Informasi (TI) sangat cepat berkembang
dan semakin dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Dalam hal ini perbankan,
pada awalnya Bank di bentuk bukan seperti sekarang ini yang seperti kita lihat
sekarang. Pada awalnya bank hanya sebuah jasa yang melayani penukaran uang,
kemudian berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang (tabungan), lalu
berkembang lagi menjadi tempat peminjaman uang. Awal kegiatan perbankan dimulai
dari zaman babylonia kemudian terus berkembang ke zaman yunani kuno dan romawi.
Hingga akhirnya terus berkembang sampai ke daratan eropa, dan akhirnya berkembang sampai ke Asia Barat yang
dibawa oleh para pedagang Eropa, dan terus berkembang hingga kegiatan perbankan
ini menyebar ke seluruh dunia, terutama daerah jajahan Eropa.
Dewasa ini bank bukan hanya sebagai
tempat penukaran, penitipan, maupun peminjaman uang. Saat ini bank berkembang
menjadi lebih besar lagi bahkan sekarang ini mempengaruhi ekonomi masyarakat
dalam tingkat nasional, maupus dalam tingkat internasional. Dalam skala yang sangat besar ini tentu bank
sangat membutuhkan Teknologi Informasi (TI) untuk pengelolaanya karena bank
sudah mencakup lingkup yang sangat besar hingga dunia internasional. Penggunaan
Teknologi Informasi (TI) dalam bidang perbankan diharapkan dapat memudahkan
pihak bank maupun pengguna jasa bank.
Penerapan Teknologi Informasi (TI)
dalam dunia perbankan sangat membantu bank dalam mempermudah dan meningkatkan
fasilitasnya, Contohnya mesin ATM. ATM(Automated Teller Machine) pertama kali
ditemukan oleh Donald C. Wetzel asal amerika serikat pada tahun 1968. Penemuan
ini berawal dari saat beliau lelah dan kesal mengantre dalam antrian panjang
bank. Ia lantas menemukan ide pengembangan mesin untuk nasabah bertransaksi.
Ide mesin ini ditujukan untuk menggantikan fungsi teller bank untuk melayani
nasabah dengan praktis. Mesin mulai digunakan secara komersil tepat pada
tanggal 2 september 1969, oleh Chemical bank, new York. Saat itulah industri
perbankan di dunia mengenal mesin ATM modern pertama yang menggunakan kartu
plastik ber-strip magnetik dan sukses diterima bank-bank di Amerika Serikat.
Namun, mesin ATM Wetzel bukanlah yang pertama saat itu. Cikal bakal ATM itu
sudah diperkenalkan sejak 1939 oleh Luther George Simjian. Sayangnya, pihak bank
waktu itu masih tidak bisa menerima pemikian bahwa sebuah mesin dapat
menggantikan pekerjaan manusia melayani nasabah. Bahkan, permintaan mesin ATM
kala itu masih sangat kecil. Alhasil, ATM temuan Simjian itu tidak sukses
dipasaran. Karena faktor itulah, Smithsonian’s National Museum of American
History, lebih memilih mencatat nama Donald Wetzel sebagai penemu ATM. Apalagi,
pada 1973, dari total 2.000 ATM yang beroperasi di Amerika Serikat, sebagian
besar adalah model buatan Docutel—perusahaan tempat Wetzel bekerja.
Pada
awal ditemukannya mesin ATM, ATM belum dapat terhubung secara online. Baru pada
1974, perusahaan bernama Diebold asal Amerika Serikat, berhasil mengaplikasikan
ATM yang langsung terhubung secara online dengan bank, sehingga mesin ini makin
bisa memenuhi permintaan industri perbankan.
Dalam perkembangannya, saat ini
pengaplikasian Teknologi Informasi (TI) dalam dunia perbankan bukan hanya
mencakup ATM saja. Namun juga hal-hal lainnya seperti Internet Banking. Dunia
internet telah berkembank luas dan mendunia. Selama tahun 1980-an programmer
yang bekerja pada bidang perbankan mulai dating dengan ide-ide untuk transaksi
perbankan online. Perkembankan internet banking pada awalnya di motori oleh
organisasi perbankan dan keuangan di eropa dan amerika serikat pada saat itu
disebut “Rumah perbankan”. Pada awal 1980 saat computer dan internet belum
banyak di kenal oleh masyarakat dunia dan tidak berkembang baik, penggunaan
“perbankan rumah” terbuat dari mesin fax dan telepon unutk memudahkan orang
yang menggunakan jasa bank. Lalu, penyebaranfasilitas internet dan pemrogramman
membuat peluang “perbankan rumah” semakin besar. Tahun 1983, Nottingham
building society (NBS) memelopori perbankan online pertama di inggris. Layanan
ini membentuk sebagian besar fasilitas internet perbankan untuk diikuti. Fasilitas ini pada awalnya tidak berkembang
dengan baik dan membatasi jumlah transaksi untuk pemegang rekening. Fasilitas
yang diambil ini merupakan system yang diambil dari system prestel, system yang
digunakan departemen pos inggris. Sedangkan di amerika serikat layanan ini
pertama kali dikenalkan pada oktober 1994.
Yang dikembankan oleh Stamford federal credit union , yang merupakan
lembaga keuangan. Sedangkan jika di Indonesia sendiri dikenalkan pada tahun
2001 yang pertama kali dikenalkan oleh Bank Central Asia(BCA).
Saat ini online banking sudah
sangat marak penggunaanya. Internet banking bukan hanya menguntungkan pihak
pelanggan pengguna jasa bank namun juga menguntungkan bagi bank itu sendiri. Dengan
Internet banking yang marak penggunaanya saat ini, sekarang nasabah bank tidak
perlu untuk datang ke bank untuk mengambil tabungan, menabung, atau sekedar
mengecek saldo mereka. Berbagai kemudahan yang ditawarkan online banking
sekarang ini sudah dapat di manfaatkan oleh sebagian besar nasabah, karena saat
ini Teknologi Informasi (TI) sudah dapat dinikmati oleh sebagian besar
masyarakat baik golongan masyarakat kelas atas hingga golongan masyarakat
golongan bawah. Selain kelebihan-kelebihan diatas yang ditawarkan oleh Internet
banking, kelebihan lainnya yaitu misalnya mentransfer uang ke rekening lain
dengan Internet banking, membayar tagihan listrik, membayar tagihan air, bahkan
membeli pulsa secara Internet dari Internet banking. Bahkan dewasa ini jual/beli
barang/jasa dapat dilakukan secara online. Pelanggan dapat membeli sesuatu
hanya dengan mengakses internet dan menggunakan Internet banking dari bank
masing-masing. Internet banking sekarang juga menawarkan kartu kredit online,
pinjaman personal, dan akun tabungan. Dan semua itu dilakukan secara online.
Selain nasabah pihak bank sendiri juga diuntungkan. Bank akan lebih praktis
dalam melayani nasabah dalam melakukan transaksi karena jika nasabah melakukan
transaksi denan menggunakan fasilitas online banking maka teller bank tidak
perlu melayani nasabah secara manual. sehingga ini akan memudahkan teller
karena jumlah nasabah yang dating langsung ke bank akan berkurang dan ini akan
membuat bank mendapatkan keuntungan yang lebih . sehingga kesimpulannya semakin
banyak nasabah yang menggunakan online banking maka keuntungan yang di dapat
bank akan semakin bertambah besar. Pada akhirnya, jika bank mendapat keuntungan
maka bisa saja bank menawarkan tingkat suku bunga yang lebih tinggi sehingga
kembali dapat menguntungkan pelanggan.
Menilai
dari popularitas yang sekarang, online banking akan terus popular dan digunakan
di masa yang akan datang. Individual dan pelaku bisnis yang sebelumnya menolak
untuk mengadopsi online banking sebagai alat komersial, sekarang tidak akan
mempunyai banyak pilihan lagi. Kecepatan sistem online dalam melakukan
transaksi akan mengalahkan metode tradisional sepenuhnya. Bagaimanapun juga,
perkembangan dari online banking akan tergantung dari seberapa user-friendly
nya fasilitas yang ada, penambahan fasilitas yang baru yang akan ditambahkan
dan bagaimana konsep dari online banking dikemas sedemikian rupa untuk
digunakan secara umum. Sayangnya sampai sekarang bank dan pelanggan masih
jarang sepakat dalam hal fasilitas mana saja yang berguna dan tidak berguna.
Sejumlah riset pasar dan polling pelanggan diperlukan untuk menjembatani jarak
antara apa yang diperlukan dalam perbankan dan apa yang tersedia.
Salah
satu penggunaan online banking di masa yang akan datang, menurut Bank of
America, harus menyediakan kesempatan untuk mengembangkan perbankan di dalam
cara-cara inovatif yang mengutamakan kecenderungan kelakuan pelanggan, pilihan
yang ada, dan trend. Ide-ide baru yang dikembangkan harus menerapkan teknologi
yang mengungkap wawasan yang mencakup skala sosial dan fisik yang luas, dari
interaksi dengan pelanggan secara individu menuju kepada transaksi secara
global. Perlu dilakukan riset guna menemukan inovasi untuk mengubah dunia
perbankan secara menyeluruh. Peneliti akan menanyakan pertanyaan seperti :
“Bagaimana caranya sehingga semua pelanggan dapat memiliki pengetahuan dan alat
yang dibutuhkan untuk mengontrol keuangan mereka secara lebih baik di masa yang
akan datang?”, “Bagaimana interaksi perbankan ber-evolusi ketika dunia pelanggan
secara fisik dan virtual terjalin?”, dan “Bagaimana jaringan sosial mengubah
pengalaman pelanggan menjadi lebih mudah, nyaman, dan lebih terintegrasi dengan
kehidupan sehari-hari? ”
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN
Peran
teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem
perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin
berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan
pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang
dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk
perbankan penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional
intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap
customers. Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua
produk yang ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang
terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba
mudah dan serba cepat.
Salah
satu bank yang paling mutakhir dengan teknologi hi-end nya adalah BCA, dimana
dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam
hal pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas
internet banking,dll. Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan
tidak hanya dilihat dari coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada
data centernya, khususnya di aplikasi core bankingnya.
Memang
kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan mahalnya
teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplay oleh
vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita lihat sekarang, banyak vendor – vendor
pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita
tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi
tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena
mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas
ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang
dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan
kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi
yang up to date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk
memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang
mungkin muncul dapat teratasi.
Sebagai
contoh, dibangunnya suatu sistem informasi Biro Kredit Nasional oleh Bank
Indonesia, hal itu dilakukan tidak lain adalah untuk mengantisipasi resiko
kredit yang mungkin muncul apabila salah seorang debitur mengajukan pinjaman di
salah satu bank padahal pinjaman di bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan
kesinergian dan up to date-nya informasi antar bank sehingga hal tersebut
dapat terhindarkan.
Operasional
yang real time antar bank juga telah menjadi tuntutan bagi dunia
perbankan, karena hal ini menjadi salah satu materi bagi pelayanan yang
berkompetisi dalam memasarkan produk perbankan. Pengiriman uang transfer antar
bank, outlet-outlet otomasi (ATM), hal ini menjadi patokan penilaian bagi para
nasabah umumnya dalam melakukan transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau
tidak mau bisnis perbankan harus ditunjang keefisienan operasional jika ingin
bersaing di dalam dunianya, dan hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem
yang terintegrasi yang termuat dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan
suatu teknologi informasi menuntut diantaranya sumber daya manusia yang
memadai. Jika sumber daya manusia yang ada tidak menguasai teknologi tersebut
hal ini menjadi suatu pemborosan semata, karena mahalnya teknologi yang telah
dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Oleh karena itu
sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah seharusnyalah kita instropeksi
terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok teknologi tersebut diterapkan,
apakah sumber daya manusianya memadai, dan apakah teknologi tersebut
mempunyai features yang dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Karena penerapan suatu sistem teknologi informasi merupakan salah satu
aktivitas investasi jangka panjang bagi korporasi. Hal ini sudah sepatutnya
menjadi hal yang diperhitungkan dalam dunia perbankan, sebagai lembaga
intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya perbankan menjadi “pelayan” yang
setia dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan
teknologi informasi.
Namun
masyarakat sering salah kaprah. Internet banking sering dikatakan canggih
karena memungkinkan akses perbankan dari manapun. Padahal jika dilihat dari
arsitektur sistem perbankannya, E-Banking hanyalah salah satu channel dari
banyak channel untuk transaksi perbankan semisal EDC (electronic data capture)
yang banyak terdapat di merchant belanja. Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya
sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base yang hanya
digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih
canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan aplikasinya
untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI
kalah canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses banyak
channel-nya bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan
lokasi layanan perbankan saat ini nyaris sudah tidak mungkin, penambahan produk
baru juga tidak akan beranjak jauh dari inovasi sekitar mobile-banking dan
ekstensifikasi layanan private banking, yang semula diarahkan ke
nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan financial planning yang semula sangat
terbatas, kini semakin marak dan dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk
memadukan produk-produk asuransi, pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan
perbankan. Teknologi yang diperlukan sifatnya menjadi sangat individual dan
tergantung pada profil dan kebutuhan masing-masing nasabah. Yang penting adalah
bahwa perkembangan saat ini menunjukkan bahwa layanan jasa-keuangan sedang
bergerak ke arah konvergensi di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu,
bagaimana penerapan teknologi informasi untuk kebutuhan seperti ini? Tidak
mungkin melakukan integrasi dari semua sistem aplikasi yang terkait, karena
masing-masing aplikasi hampir pasti dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan
yang berbeda. Beberapa bank tampak mengoperasikan service desk terpisah untuk
masing-masing jenis layanan jasa keuangan. Insurance desk misalnya, ada di
sudut khusus untuk jenis layanan itu. Capital market instruments relatip lebih
mudah diintegrasikan ke dalam layanan jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi
produknya simpel-simpel saja. Pola ini primordial sifatnya dan sudah dilakukan
lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya adalah dukungan teknologi perbankan
di meja service representative yang dapat digunakan untuk memadukan semua
layanan jasa perbankan ini dan meraciknya secara individual untuk para nasabah
yang memerlukan.
Berbagai
kasus di atas membantu menunjukkan bahwa teknologi yang diterapkan dengan baik
memberikan competitive advantage kepada sebuah bank. Setiap bank mempunyai
akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang mampu memanfaatkannya
dengan benar adalah mereka yang berhasil meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi
yang fungsional dan efisien, yang diimplementasikan dengan seksama, yang
mendukung produk dan layanan yang ciamik serta dioperasikan dengan tepat-guna.
Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling mudah dan tidak memerlukan
keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan perancangan, penerapan
teknologi yang baik, Good IT Governance, yang berdasarkan keseuaian target
korporasi dari perbankan itu sendiri.
KESIMPULAN
Teknologi
Informasi (TI) sangat banyak berpengaruh terhadap bidang perbankan sejak
ditemukannya komputer. Pengaruh yang diberikan oleh Teknologi Informasi (TI)
kedalam dunia perbankan dapat meluputi pengaruh baik maupun pengaruh buruk bagi
perbankan itu sendiri. Namun, setelah Teknologi Informasi (TI) mulai ditemukan
dan dikenalkan ke dunia perbankan, dunia perbankan semakin maju dan lebih
efisien dalam system pelayanan, administrasi, dan lain-lain. Oleh karena itu
perkembangan dunia perbankan sekarang ini tidak bias lepas oleh peran Teknologi
Informasi (TI).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.infobanknews.com/2010/01/sejarah-singkat-kehadiran-atm/
http://www.ehacorner.com/2008/08/sejarah-perbankan.html
http://lutfiyahita.blogspot.com/2007/11/perbankan-indonesia.html
http://karyudha.blogspot.com/2010/10/penerapan-teknologi-informasi-dalam.html
http://dantryaputri.blogspot.com/2011/05/sejarah-internet-banking.html
http://www.ehacorner.com/2008/08/sejarah-perbankan.html
http://lutfiyahita.blogspot.com/2007/11/perbankan-indonesia.html
http://karyudha.blogspot.com/2010/10/penerapan-teknologi-informasi-dalam.html
http://dantryaputri.blogspot.com/2011/05/sejarah-internet-banking.html
Langganan:
Postingan (Atom)