Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) akan mengawasi prosedur impor makanan dari Jepang. Hal ini terkait beredarnya bahan makanan dari Jepang yang diduga terkena radiasi nuklir.
"Yang menjadi masalah itu kan impornya, apakah sebelum atau sesudah kejadian, atau apakah ada pengujian barang-barang tersebut. Semua ini harus ditanyakan kepada pemerintah," ujar Ketua YLKI Indah Sukmaningsih, saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa 29 Maret 2011 malam.
Tidak dapat dipungkiri rusaknya pembangkit listrik Fukushima Dai-ichi akibat tsunami yang menimpa Jepang pada 11 Maret silam membuat masyarakat internasional khawatir akan kontaminasi radiasi nuklir terhadap bahan-bahan makanan Jepang. Apalagi hampir seluruh bahan-bahan makanan dari restoran Jepang yang tersebar di seluruh negara berasal dari negeri Sakura ini.
Hal ini pun membuat banyak negara khawatir. Pemerintah Amerika Serikat Selasa, 22 Maret 2011, mengumumkan melarang impor makanan dari beberapa tempat di Jepang. Larangan terkait kekhawatiran adanya kontaminasi radioaktif akibat bocoran radiasi di reaktor nuklir Fukushima.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), telah mengeluarkan larangan dan peringatan terhadap semua jenis susu, produk susu, sayuran segar, dan buah-buahan dari beberapa daerah di dekat reaktor. Daerah-daerah tersebut adalah prefektur Fukushima, Ibaraki, Tochigi, dan Gunma.
Produk-produk makanan dari daerah ini tidak diperbolehkan memasuki pasar AS, sebelum terlebih dulu melewati proses pengujian dan dinyatakan aman oleh FDA.
Di Indonesia belum ada pelarangan impor atau pembatasan bahan-bahan makanan dari Jepang. Walaupun begitu, YLKI yakin bahwa penikmat makanan khas Jepang akan sangat kritis akan bahan makanan yang digunakan. "Konsumen tentunya sudah cukup kritis," ujarnya.
Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7701203
Tidak ada komentar:
Posting Komentar