Perusahaan raksasa Korea Selatan, Samsung, mengincar sejumlah proyek transportasi di Indonesia. Samsung menggandeng investor lain dari Korea pada konsorsium yang dipimpin Korea Railroad Research Institute (KRRI).
Presiden KRRI Sung Kyou Choi mengatakan, konsorsium tersebut berisi para investor terkait yang akan menggarap proyek transportasi di Indonesia. Sung menuturkan, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Korea Development Bank dan Bank of Korea. “Selain itu,ada juga beberapa perusahaan besar di dalam konsorsium, salah satunya Samsung,” kata Sung di Jakarta kemarin.
Sedangkan untuk di Indonesia, menurut Sung, konsorsium akan dipimpin oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan PT Industri Kereta Api (Inka).Ketua Komite Tetap Hubungan Antarlembaga Kadin Biben Akbar mengatakan, KRRI akan bekerja sama dengan Indonesia baik government to government (G to G) maupun business to business (B to B) yang memfokuskan pada transportasi kereta api.
Biben menjelaskan, proyek yang akan dikerjakan tahap awal adalah pembangunan monorel Jakarta-Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan kereta cepat Jakarta-Surabaya senilai USD20 miliar. ”Untuk pendanaan,Pemerintah Korea sudah siap,” kata Biben. Dia mencontohkan, proyek kereta api dengan kecepatan 350 kilometer per jam pernah berhasil dilakukan oleh Brasil.
Biben menuturkan, pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) serta lembaga pemerintah terkait. Untuk menggarap proyek tersebut,Pemerintah Indonesia akan menggunakan skema kerja sama dengan swasta atau public private partnership(PPP). Untuk proyek kereta api bandara,lanjut Biben,KRRI juga akan mengikuti tender ulang yang akan dilakukan PT Angkasa Pura II pada pertengahan 2011.
Sebelumnya proyek KA bandara yang direncanakan menggunakan studi dari Japan International Cooperation Agency (JICA) pada 2005 hingga kini belum terealisasi. “Kalau kami bisa masuk,kami bisa langsung jalan,” katanya. Biben mengatakan,proyek kereta api bandara tersebut akan ditawarkan oleh Pemerintah Indonesia kepada para investor dalam event Infrastructure Summit pada April 2011.
KRRI yang dibiayai Pemerintah Korea didirikan pada Maret 1996. Badan tunggal yang khusus menangani perkeretaapian ini dibentuk dengan tujuan mempertahankan daya saing di pasar global. Saat ini KRRI mengembangkan teknologi kereta api yang berteknologi canggih untuk kereta api berpenumpang.
Secara khusus KRRI saat ini sedang terlibat dalam proyek berskala nasional di antaranya rel kecepatan tinggi Korea, HSR-350x pada kecepatan maksimum 350 km per jam, urban transit kereta ringan KAGT, standardisasi dan sistem transit miring,serta memiringkan kereta ekspres untuk mempercepat jalur konvensional. Kadin dan KRRI telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/ MoU) untuk mempercepat realisasi pembangunan infrastruktur transportasi terutama pengembangan kereta api tersebut.
Menurut Sung Kyou Choi, KRRI juga akan membantu menyusun strategi dan perencanaan untuk jaringan kereta api nasional Indonesia. “Kami berminat merencanakan jaringan kereta api Indonesia. Tidak hanya untuk kota JakartaatauSurabayasaja.Tidak tertutup kemungkinan di kotakota besar lainnya,” kata Sung.
Selain merencanakan strategi pengembangankeretaapi,pihaknya berminat untuk mengimplementasikanteknologiyangdimiliki Korea untuk pembangunan kota-kota besar agar mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Business Advisor Asia Economic Community Park Sung-Chur,proyek pembangunan jalur kereta api Jakarta-Bandara Soekarno-Hatta dan Jakarta- Surabaya ini diperkirakan membutuhkan dana mencapai USD20 miliar.
“Kita akan koordinasikan terkait pendanaan ini melalui dukungan pemerintah Korea dan Asia Economic Community Foundation yang fokus pada penyaluran dan implementasi teknologi.Kami menilai pengembangan di Indonesia bisa memungkinkan untuk mengeluarkan biaya yang seefektif mungkin. Sehingga,strategi railway ini bisa terealisasi,”ujar Park. Sejauh ini, KRRI telah melakukan koordinasi dengan Kadin dan BKPM untuk merealisasikan proyek ini.
“Jika semuanya lancar dan layak, kita akan segera melakukan pendekatan dengan pihak pemerintah yang terkait,”ujarnya. Biben Akbar menambahkan, kerja sama ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi kebutuhan kita akan transportasi massal.Menurut dia, jika konsep transportasi masal ini terealisasi, diharapkan dapat memacu pertumbuhan lapangan kerja di kota-kota besar serta memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia
Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7703724
Tidak ada komentar:
Posting Komentar